Kau jadikan aku
ini
Wanita yang kau
pilih untuk jadi kekasihmu
Dan kau pun telah
aku pinta setia sepertiku
Hingga waktunya
tiba ...
-Rossa
24 hari setelah kehadiranmu.
Aku bahkan tak bisa berhenti memutar semua lagu dalam
playlistku. Karena semuanya tentang kamu.
Bukit cinta malam itu dan segala keyakinan yang entah
dari mana berasal. Yang ku tau, kamu adalah alasan terbesar mengapa kembali aku
bersedia menjalin hubungan. Bersedia menemanimu dalam senang dan segala
keterpurukan. Tenang saja, tubuhku akan tetap menjadi satu-satunya tempatmu
berpulang.
Setelah aku memilihnya untuk menyakitiku, kini biarkanku memilihmu untuk
membahagiakanku.
Tuhan itu baik. menghantarkanku pada penyembuh-penyembuh luka yang tak pernah ku duga.
Ku ingat betul malam itu. Malam dimana untuk kesekian kalinya aku berkencan denganmu. Sekedar duduk satu meja hingga bisa leluasa menatap keindahan dari mata hingga ujung jemarimu. Dan aku, menyebutnya surga.
Tuhan itu baik. menghantarkanku pada penyembuh-penyembuh luka yang tak pernah ku duga.
Ku ingat betul malam itu. Malam dimana untuk kesekian kalinya aku berkencan denganmu. Sekedar duduk satu meja hingga bisa leluasa menatap keindahan dari mata hingga ujung jemarimu. Dan aku, menyebutnya surga.
Fathah Syuhada.
Nama yang bahkan
tak ingin sedetikpun kubiarkan menghilang dari hipocampus. Atau bahkan, jika
aku tertidur pulas aku ingin namanya tetap menemani setiap jengkal perjalanan
bunga tidurku.
Ah, sebenarnya, apa itu cinta?
Keinginan? Rasa memiliki? Rasa sakit, gelisah, tidak bisa
tidur, kerinduan, kebencian? Atau bahkan sebuah kerelaan? Rela melepas, atau
bahkan menerima?
Entahlah. Aku mendefinisikannya lain. Cinta itu kamu.
Dan jika kamu berkata beruntung mendapatkanku, nyatanya aku jauh lebih beruntung menjadi wanita yang sebegitu hebatnya kau sayangi.
Terimakasih, telah menjadikanku wanita yang seutuhnya kau miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar