Sabtu, 31 Januari 2015

#30HariMenulisSuratCinta - Masihkah Kau Mengharap Kehadirannya Kembali ?

Surat hari ke-2. Surat yang sengaja ditulis disela-sela Ujian Blok Jiwa dan OSCE, orang menyebutnya ujian praktek. Semoga tak mengurangi rasa hormat sedikitpun untukmu, pos cintaku @gembrit untuk tetap menyampaikan surat cinta sampai pada tujuan.

Dengan sedikit-sedikit memandangi kaki yang lecet-lecet karena garukan tangan sendiri. Ya, akhir-akhir ini Urtikaria karena alergi dingin membuat tanganku harus bekerja lebih banyak lagi. Untuk menggaruk tepatnya. :))

Berbicara luka? Ah, toh mitosnya luka di kaki nggak akan seperih luka di hati. Katanya, sih. Katanya. Dan aku? Toh tetap saja mempercayainya ...

Memangnya, kamu pernah merasakan luka? Ah, tentu saja. Dari cerita ditinggalkan sampai diduakan pun rasanya aku sudah kenyang makan keduanya. Lalu, ada yang lebih terluka? Pasti ada ...

Perempuan ini cantik. Wajah manis, lesung pipi yang nyaris tak bisa terlupa khas ada pada dirinya. Orangnya? Jangan ditanya lagi, sudah pasti dia sangat baik. baik sekali. Pantas saja, Abangku pernah sebegitu jatuh cinta pada perempuan ini.

Terakhir kudengar kabarnya, dia sempat dirayu untuk kembali oleh lelaki yang pernah dengan begitu saja meninggalkannya.

Oh ya, hampir saja aku lupa menceritakan siapa lelaki itu. Lelaki itu adalah empat tahun diatas Perempuan ini. Perasaan? jangan ditanya lagi. Aku begitu mendoakan kebahagiaan untuk kedua anak manusia yang sedang mencinta ini, mendoakan agar Tuhan turut menyukai cinta mereka.

Tapi rupanya Tuhan Kuasa semesta. Demi menunjukkanku pada orang yang salah, Tuhan mematahkan hatiku ...- begitulah kata @commaditya .
Dan benar saja, Tuhan mematahkan hati perempuan ini.

Lalu, tak banyak yang bisa dia lakukan selain kemudian mengirimku pesan.

Aku? tentu saja sama terlukanya. Luka hatinya mengingatkanku pada luka yang sudah-sudah. Ah, terlalu basi untuk mengingat hal yang sebenarnya tak pantas untuk diingat bukan?
Dan Perempuan ini tersenyum. Tidakkah kamu tau bahwa sebenarnya dia terluka?


Perempuan itu mengadu. Lelaki yang teramat dicintainya pergi dengan alasan ingin sendiri, anak jaman sekarang menyebutnya mytime. Lalu? Jelas saja Perempuan itu menangis. Perempuan berhati baja manapun akan merasa sangat tertikam jika kehilangan satu bahu tempat ia bersandar. Apalagi adalah tempat ternyaman yang pernah ia dapatkan.


Semesta, kau tau?
Selang beberapa waktu dia kembali mengirimku pesan. Bisa kutarik kesimpulan, lelakinya enggg...maaf, maksudku mantan kekasihnya sudah berpeluk dengan Perempuan lain. Benar saja, rasanya semakin menikam. Jauh dari pembelaan, Perempuan lainnya tak lebih baik.


Arghh! bodoh sekali lelaki itu. Meninggalkan Perempuan sebaik dia. Kurang berparas cantik dan berhati baja apalagi Perempuanku ini? 
Benar-benar, laki-laki bodoh ! 

"Belum lama ini, -nama lelaki itu- menghubungiku. Dia meminta maaf padaku. Dia sadar bahwa perempuan lainnya memang tak lebih baik dariku" -via pesan bbm.

"Aku harus bagaimana lagi? Aku bingung, aku mau nangis" -masih melewati pesan singkat bbm.


Hai, Perempuanku
Hatimu memang begitu terluka, tetapi tidakkah kamu membuka hati kembali bagi penawar segala lukamu?
atau,
Mengikuti kata hati akan kehadirannya kembali dan menutup semua yang menyakitkan? 




















Dan satu lagi perempuanku, tidakkah kamu ingin meninggalkan semua luka, dan kembali mengukir senyum laksana balon-balon yang kau genggam erat itu ? -










 Teruntuk -
Perempuanku yang menjadi pemenang, :')
@inkeefebb














2 komentar: