Kamis, 18 Februari 2016

#30HariMenulisSuratCinta - Kutulis Surat Lagi



Akhirnya, aku bersua kembali dengan keyboard yang beberapa waktu ini memanggil-manggil minta lagi untuk dicumbui. Baru tersadar, baru satu surat aku buat dalam februari taun ini. Bukan karena aku kehilangan jiwa-jiwa dalam tulisanku, bukan.
 Beberapa waktu lalu aku terlalu sibuk dengan dunia nyata. Mengingat kekasihku yang sempat bedrest dan opname selama semingguan, ujian blok sampai osce yang membuatku tak sempat lagi menulis surat.

Dan surat cinta kali ini masih teruntuk orang yang sama. Pemilik senyum yang nyaris menenggelamkan bola matanya saat tertawa dan selalu membuatku merasa di surga.

Bismillahirohmanirrahim
Salam dan kebahagiaan karena bertemu pemilikku, lelaki yang tulang rusuknya hilang satu.

By the way, aku ngetik ini sambil senyum-senyum lho :’)

Kenalin, aku Alvi. Tapi dari SMA biasa dipanggil Ve, bahkan Phe. Tak apa, kamu pun bebas memanggilku siapa. Alvi, Rizka, Ve, Phe, Adek, Sayang, Cinta, Mama (?) haha canda. Aku kecil, pendek, kucel, tapi kata orang aku memiliki dagu yang panjang dan bentuk wajah yang menyenangkan. Wkwkwk :p

Kita kenal secara sengaja atau kebetulan sih? Kamu orang yang memang selama ini jadi perbincanganku dengan Tuhan atau bahkan orang yang sama sekali tak pernah aku pikirkan?

Aku nulis ini di dini hari loh, tepat bagian aku rindu serindu-rindunya. Di kamar aku, sendirian sambil ngeliatin foto cowok yang baik banget, senyumnya manis lho. Wkwkwk jangan cemburu ya :’))

Jujur, sekarang aku masih tercatat sebagai mahasiswi kedokteran yang masih menjalani skripsi. Aku bukan mahasiswi pinter lho, so far IPK aku naik turun kayak kurs mata uang asing. Bahkan remed dan inhal udah jadi makanan sehari-hari. 

Aku bukan perempuan yang cantik, stylish, fashionable, dan pinter dandan kayak mantan-mantan kamu. Aku bukan perempuan yang selalu bisa kontrol emosi. Aku juga sholatnya masih bolong-bolong dan kadang masih susah punya jiwa yang gampang buat dipimpin.

Kamu kecewa nggak baca yang ini?
Tapi, Inshaallah mulai sekarang aku terus perbaiki diri dan akan ubah semuanya jadi lebih baik karena Allah dan buat kamu.

Pas kamu selesei sholat doain aku lancar skripsian ya, Inshaallah tahun ini aku wisuda. Doain juga biar ntar aku bisa jadi dokter yang bermanfaat buat orang lain sekaligus jadi istri yang baik buat kamu. Sebelum nikah kita taaruf dulu yaa walaupun mungkin sebelumnya kita sempat pacaran. Wkwkwk

Kita ntar nikahnya nyewa gor deket rumah aja kamu mau nggak? Mengingat aku masih tinggal di rumah dinas yang minim lahan untuk berpesta. Atau mau di ballroom hotel nikahnya? Atau mau garden party? Aku gimana kamunya aja sayang.

Ntar pas kita udah nikah dan kita lagi marahan, kamu peluk aku ya? Sebab yang ku tau pelukmu begitu mendamaikan. Nanti pun kalau aku bikin salah dan kecewa, kamu langsung ngomong ke aku ya. Aku nggak mau kamu sedih di belakang aku. Pokoknya, kalau kita ada masalah, kita selesein pake caranya Rasulullah SAW ya.

Nanti juga kalau aku lagi hamil aku bersyukur banget, aku pengennya anak pertama kita itu cowok. Biar kelak bisa lindungin adek-adeknya. Bilang sama Ibumu, jangan khawatir perkara cucu. Mau minta seberapa juga itu perkara yang tak susah. Kita kasih Ibumu dan Ibuku cucu yang pintar dan lucu-lucu. Aku juga berusaha buat nggak rewel, buat nggak ngidam yang aneh-aneh biar nggak nyusahin kamu dan kamu tetap bisa fokus sama kerjaanmu.

Ntar, kita sholat berjamaah ya, selesai sholat aku cium tangan kamu, kamu cium kening aku. Gini aja udah indah banget, gimana ntar di surga ya sayang.

Doain aku biar bisa terus memantaskan diri menjadi orang yang pantas kamu sanding nantinya. Pantas menjadi Ibu bagi anak-anakmu dan pantas jadi menantu buat Ibu kamu. Sejauh ini aku masih belajar banyak buat masak, biar ntar kamu dan anak-anak betah di rumah. Aku juga masih belajar nyuci yang bener, biar kamu dan anak-anak selalu terlihat rapi. Belajar membersihkan dan menata ruangan, biar nanti pas kamu pulang kerja kamu nggak akan tambah capek karena melihat rumah yang kotor dan berantakan. Belajar menjadi dokter yang selalu siap siaga memberi pertolongan pertama saat keluarga kita sakit.

Aku nggak nuntut kamu pinter cari uang, kamu kasih barang-barang mewah dan mahal, ataupun hal-hal lainnya. Karena kewajiban mendampingi dan mendukung segala yang menjadi prioritas dan cita-citamu adalah kewajibanku. Jadi yang wajib ngasih support untuk suksesmu ya aku, kewajiban dukung segala hal yang menjadi tanggung jawabmu ya kewajibanku.

Tapi aku yakin kok kamu itu suami yang pinter agamanya, suami dan juga ayah yang bisa bikin aku dan anak kita selalu bangga punya kamu. Kita syukuri dan terima apa yang Allah takdirkan buat kita ya, ingetin aku kalau aku lupa bersyukur. Tegur aku jika aku memang bersalah. Lalui dari awal kita membuat komitmen sampai maut memisahkan kita. Niatin kita nikah karena Allah biar kita bahagia dunia akhirat.

Sayang, aku udah janji mau ngirim link blog ini kepada orang yang tertuju dalam surat ini.  Allah Always have good plans for us. Don’t Worry.


Perempuanmu, -AV

Tidak ada komentar:

Posting Komentar