Semesta, tolong sekali sampaikan
sejuta segala permintaan maaf saya untuknya. Untuk perempuan yang tak lagi
dalam pelukan.
Enam batang rokok sudah lenyap dalam
hitungan jam. Dua cangkir kopi hitam yang semakin kuseduh semakin pahit;
realita hidup yang seberapapun kau berusaha membuatnya manis. Jika semesta
berkehendak tetap saja akan menjadi pahit. Mungkin, akan lebih pahit.
Aku kembali menyalakan laptop. Aku
tidak bermaksud mengerjakan hal apapun untuk urusan kuliahku. Mengingat
semuanya sudah selesai, tinggal menunggu waktuku wisuda. Aku hanya ingin
membuka folder-folder lamaku. Sedikit mengingat masa dimana aku belum bersahabat
dengan sampoerna dan kenal dengan whiskey.
Perempuan itu …
Tiba-tiba saja wajah ayunya muncul tanpa
harus kuperintah. Aku ingat, itu foto di salah satu di photobox di mall yang
terkenal di kota perantauanku. Tubuhnya yang ramping dengan kulit kuning yang
nyata sekali wajah ‘kejawen’ nya.
Aku menghela nafas sesaat, lalu
tersenyum.
Seandainya saja aku tidak bodoh.
Mungkin perempuan itu masih akan tetap berada di pelukanku hingga saat ini. Mungkin
aku masih menyematkan rambut panjang kecoklatan itu dibalik telinganya. Aku
tidak akan kecewa melihat namanya dalam secarik undangan yang sengaja diberikan
pada temanku yang juga temannya.
Aku mengingat dua setengah tahun
silam. Perempuan tak berdosa itu kutinggalkan begitu saja. Aku heran, terbentur
sekeras apa kepalaku ini hingga lupa aku pernah sebegitu memaki-maki dan
mengumpat perempuan yang pada akhirnya kukorbankan perasaan perempuan lain demi
menyandingnya.
Perempuan itu kuat. Awalnya, dia
bertahan dibalik kecenderunganku untuk mendua. Bahkan dia rela melepasku demi
berbahagia. Walaupun aku tau, betapa tersiksanya dia setelah kutinggalkan
begitu saja.
Namun, pada akhirnya belum genap satu
minggu yang lalu. Perempuan yang kupertahankan mati-matian hingga harus kulukai
anak orang, pergi. Dia memilih untuk berbahagia bersama lelaki yang jauh lebih
mapan dari segi manapun ketimbang aku.
Jujur, semesta. Aku sakit. Aku hancur
saat ini. Aku sakit melihat orang yang ku perjuangkan justru menikam. Dan aku
lebih hancur, melihat perempuan yang pernah kubuat derai air matanya lalu kini
telah berbahagia dengan lelaki yang jauh lebih baik ketimbang aku.
Sekali lagi, tolong semesta. Tolong sampaikan
perminta maafku untuknya. Selipkan pula doa berbahagia untuk perempuan yang
tampak lebih cantik pada foto preweddingnya. Sampaikan salam pada perempuan
yang tak lagi dalam pelukan …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar