Minggu, 21 Februari 2016

#30HariMenulisSuratCinta - Untuk Perempuan Yang Tak Lagi Dalam Pelukan



Semesta, tolong sekali sampaikan sejuta segala permintaan maaf saya untuknya. Untuk perempuan yang tak lagi dalam pelukan. 

Enam batang rokok sudah lenyap dalam hitungan jam. Dua cangkir kopi hitam yang semakin kuseduh semakin pahit; realita hidup yang seberapapun kau berusaha membuatnya manis. Jika semesta berkehendak tetap saja akan menjadi pahit. Mungkin, akan lebih pahit.

Aku kembali menyalakan laptop. Aku tidak bermaksud mengerjakan hal apapun untuk urusan kuliahku. Mengingat semuanya sudah selesai, tinggal menunggu waktuku wisuda. Aku hanya ingin membuka folder-folder lamaku. Sedikit mengingat masa dimana aku belum bersahabat dengan sampoerna dan kenal dengan whiskey.

Perempuan itu …

Tiba-tiba saja wajah ayunya muncul tanpa harus kuperintah. Aku ingat, itu foto di salah satu di photobox di mall yang terkenal di kota perantauanku. Tubuhnya yang ramping dengan kulit kuning yang nyata sekali wajah ‘kejawen’ nya.

Aku menghela nafas sesaat, lalu tersenyum.

Seandainya saja aku tidak bodoh. Mungkin perempuan itu masih akan tetap berada di pelukanku hingga saat ini. Mungkin aku masih menyematkan rambut panjang kecoklatan itu dibalik telinganya. Aku tidak akan kecewa melihat namanya dalam secarik undangan yang sengaja diberikan pada temanku yang juga temannya.

Aku mengingat dua setengah tahun silam. Perempuan tak berdosa itu kutinggalkan begitu saja. Aku heran, terbentur sekeras apa kepalaku ini hingga lupa aku pernah sebegitu memaki-maki dan mengumpat perempuan yang pada akhirnya kukorbankan perasaan perempuan lain demi menyandingnya.

Perempuan itu kuat. Awalnya, dia bertahan dibalik kecenderunganku untuk mendua. Bahkan dia rela melepasku demi berbahagia. Walaupun aku tau, betapa tersiksanya dia setelah kutinggalkan begitu saja.

Namun, pada akhirnya belum genap satu minggu yang lalu. Perempuan yang kupertahankan mati-matian hingga harus kulukai anak orang, pergi. Dia memilih untuk berbahagia bersama lelaki yang jauh lebih mapan dari segi manapun ketimbang aku.

Jujur, semesta. Aku sakit. Aku hancur saat ini. Aku sakit melihat orang yang ku perjuangkan justru menikam. Dan aku lebih hancur, melihat perempuan yang pernah kubuat derai air matanya lalu kini telah berbahagia dengan lelaki yang jauh lebih baik ketimbang aku.

Sekali lagi, tolong semesta. Tolong sampaikan perminta maafku untuknya. Selipkan pula doa berbahagia untuk perempuan yang tampak lebih cantik pada foto preweddingnya. Sampaikan salam pada perempuan yang tak lagi dalam pelukan …
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar