Sabtu, 21 Juni 2014

-KOSONG ...

Sebenarnya bukan karena aku tak pernah ingin memberi judul pada setiap tulisanku. Ini sudah kosong kesekian. Akhir-akhir ini aku memang sedang menyukai enam huruf abjad itu, K-O-S-O-N-G.





Ruangan kosong. Kamar kosong. Buku kosong. Pikiran, bahkan hati kosong. Ya, aku seperti menemukan suatu ketenangan disana. Aku tak perlu beradu gaduh dengan suara. Aku tak perlu lelah mengingat hal yang sebenarnya tak pantas lagi kuingat. Atau bahkan aku tak perlu menambah beban pulmo-ku untuk sekedar sesegukan menahan sesak, mengingat sebagian dari kenistaan yang pernah terekam oleh otak bahkan tersimpan rapih dalam folder hati.





Bukankah sudah kubilang padamu, mas. Melupakanmu beserta segala hal yang pernah kita jalani itu bukan perkara yang mudah.





Ujian minggu-minggu ini memang harus memaksaku membuka buku. Kau tau bukan, aku selalu mengantuk saat harus membuka buku? Belum lagi aroma buku yang sudah lama tak dibuka itu benar-benar membuatku semakin malas. Aku membenci baunya! . bagiku, berurusan dengan gadged memang lebih menyenangkan ketimbang harus melakukan hal ini. 
 


Osce semakin mendesakku harus membuka buku, orang menyebutnya ujian praktek. Bagaimana tidak, mas. Bisa kamu bayangkan 8 stase dalam satu hari. Seperti ketahuan mengambil kekasih orang, lalu dipukulinya hingga sekarat. Tentu kau tau rasanya. Kalau kau tak bisa merasakannya, berarti kamu adalah peran yang diambil. 
 


Jangan pernah merasa aku membelamu, mas. Tamu tidak akan masuk kalau tidak dipersilahkan tuan rumahnya untuk masuk.



Baru juga aku membuka buku, mas. Mataku semakin ngantuk saja. Godaan memang jika harus membaca di jam yang mash belum bisa memperbaiki mood. Aneh mas, aku terus saja membaca. Lembar demi lembar. Mataku tertatap pada satu lembar, tapi pikiranku melayang kemana-mana. Jangan ge-er mas, pikiranku ndak ke kamu. Tentunya haram aku memikirkan seseorang yang sudah bukan menjadi hak-ku lagi. Apalagi aku tau kamu punya kekasih. Aku cukup tau diri dan cukup punya harga diri untuk tidak menghancurkan hubungan orang. 
 


Aku terkena syndromenya anak ujian mas, bosan. aku ingin keluar malam ini. Biasanya saat penat aku ingin berjalan-jalan keluar. Itu akan sedikit memperbaiki moodku. Tiba-tiba di setiap sudut jalan aku menemukan namamu mas. Aku menemukan namamu pada barbershop, toko gorden, toko gas elpiji, bahkan toko mainan anak mas. 
 


Pikiranku melayang pada lembaran-lembaran yang tergeletak di kasur selepas kutinggal pergi. Disana juga ada namamu. Namamu terselip dalam setiap reseptor, reagen, sinar terapi. Hehe namamu memang ndak asing lagi mas. Kau tau namaku juga terselip dalam materi pada blok yang sedang aku pelajari, mas? Ya, namaku ada disana juga.



Nama kita memang ada dalam satu buku yang sama. Satu materi yang sama. Namun, kita tak akan pernah bisa lagi berada dalam satu kalimat rasional.





Sedangkan dia? Dia yang namanya bahkan tidak pernah disebutkan dalam satu buku yang sama dengan namamu saja, bisa menjadi satu kalimat logis bersama dengan namamu. Dunia memang selalu penuh kejutan!



"satu lambaian kepegianmu, seribu tahun hujan di kedua mataku"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar